Sunday, January 26, 2014

Pengembang Kaltim Ciptayasa yang lelet

Tulisan ini mungkin jadi satu tulisan dari puncak kekesalan tentang rumah dan developer rumah. Hadeh. Aku sih berharapnya tulisan ini bisa jadi guidence si pencari rumah kalau nemuin developer yang sama denganku mikir dua kali untuk membeli rumah di kompleks ini.

Nama developernya, Kaltim Ciptayasa. Developer ini salah satu bagian dari perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) Pupuk Kaltim. Aku dan suami kemarin juga berharap developer ini oke lantaran menyandang BUMN ini. Ternyata kerjanya jauh dari harapan.

Aku ambil rumah di Green Residence, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.Proses awal aku dan suami bayar downpayment dan mengurus proses KPR sebenernya udah dari Desember 2012-Januari 2013. Tapi ternyata kami baru bisa tandatangan akad KPR dengan BTN pada April 2013.

Kalau dari analisa aku dan suami, ini memang karena proyek sebelumnya belum kelar dikerjakan. Akibatnya, BTN menunda akad. Ini yang membuat aku agak menyesal kenapa tidak membatalkan saja. Sebab ternyata, itu menjadi berujung dalam proses pengerjaan rumah.

Kaltim Ciptayasa bukannya menjadikan proyek rumah yang sebelumnya cukup lelet menjadi pelajaran. Justru, mereka makin lelet saja membangun rumah.

Dari sejak akad, pada April rumah saya sampai saat ini belum juga diserahterimakan. Ya memang sih, si marketing namanya Ricka itu pengen segera menyerahkan rumah ke suami dan aku. Tapi kami belum mau, karena ternyata beberapa janji yang diberikan saat awal tak sama.

Yang katanya pagar pembatas dengan perumahan penduduk akan dibangun kembali. Ternyata ngga juga dibangun. Padahal kondisinya sudah sangat reyot. Wuih dan itu dibilang sama Ricka sebagai salah satu pekerjaan tambahan. Sayang banget aku ngga punya rekaman omongan dia kalau pagar pembatas dengan rumah penduduk adalah tanggungjawab dari pengembang. Huhu. Ini juga harus menjadi pelajaran bagi Anda calon pembeli rumah untuk merekam setiap pembicaraan dengan marketing.

Ya kalau hitungan rumah jadi, itu dari sejak akad pada April 2013 dan rumah yang katanya sudah jadi itu di Januari 2014. Jadi total pengerjaan rumah sembilan bulan. OMG. padahal dalam akad seharusnya rumah paling lambat selesai selama enam bulan.

Kondisi yang aku alami dari pengamatan lapangan di lokasi proyek terjadi semua costumer. Masalah yang sering muncul adalah tidak ada tukang yang membangun rumah. Kalau pun ada tukang, masalah yang sering muncul adalah si tukang tidak dipasok bahan bangunan. Ini sudah aku tanyakan kepada setiap tukang yang kerja di proyek Green Residence.

Sejak pembangunan rumah pada April 2013, kami sudah mengalami ganti tukang tiga sampai lima kali ganti tukang. Permasalahannya masih sama yakni tidak dipasok bahan baku.

Si karyawan di Kaltim Ciptayasa cabang Jakarta ini sungguh tidak mau kerja sepertinya jika tanpa kami tegur karena proyeknya lama sekali proses pembangunannya. Kalau sudah kami protes baru berjalan lagi proses pembangunan. Aku dan suami sangat heran. Kenapa tidak ada tanggungjawab perusahaan untuk segera menyelesaikan proses pembangunan tanpa diprotes sana-sini.

Si karyawan di Kaltim Ciptayasa cab Jakarta ini juga sungguh ribet sekali. Pernah kami ditanya warna cat yang ingin digunakan. Kami sudah bilang ingin menggunakan warna cat putih dan kuning. dan untuk cat luar kami sudah bilang memakai cat abu2. Tapi hasilnyaaaa. warna catnya seperti bangunan TK.. Kalau masukan tidak dipakai kenapa juga harus nanya2 warna cat. Analisa aku ini memang sebagai alasan kalau butuh waktu untuk nanya agar proses pembangunan terhenti sebentar.

Ya kalau pengin rumah segera terbangun dengan cepat. Sebaiknya tidak mengambil dari pengembang ini. Ini berdasar pengalaman aku. Mungkin bisa dijadikan pelajaran.